Friday, August 2, 2013

Ada yang bosen kalo bahas masa kecil?

Berawal dari perbincangan bersama seorang teman, saya tergelitik untuk bercerita tentang masa kecil
Masa yang menyenangkan, tak pernah usang walau diceritakan berulang-ulang.

Saya Tatitya Tukarisma, saya tidak paham betul arti nama saya. Karena setiap tanya ke Bapak artinya apa, jawaban yang saya dapat selalu berbeda. Biasa dipanggil Tya dan beberapa nama kesayangan yang tidak bisa saya sebut disini, dan "Nduk" (sapaan dalam bahasa jawa untuk anak perempuan).

Saya adalah anak yang beruntung, sangat. Lahir dan dibesarkan di kota kecil Solo, dimana mall-mall belum tumbuh kala itu. Anak keempat dari lima bersaudara, tiga kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Saat itu saya masih anak bontot, anak perempuan satu-satunya diantara tiga kakak laki-laki yang suka berbuat ulah, bengal, jahil, tapi amat penyayang.
Saat kecil saya lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga, menjadi kelinci percobaan mas-mas saya, atau jadi anak kesayangan di rumah Mbah.

Saat kecil saya masih asing dengan segala hal berbau kekotaan, karena dulu saat libur sekolah menjelang saya langsung meluncur ke rumah Mbah di desa, tinggal di sana sepanjang liburan. Tempat yang paling menyenangkan. Sawah terbentang sejauh mata memandang, saya bebas bermain di tengah jalan tanpa khawatir tertabrak kendaraan. Bersepeda sepanjang hari, nangkep ikan di kali, atau sekedar jalan- jalan cari angin di pematang sawah. Bermain layangan di lapangan tepat jam 12 siang, lupa makan, lupa mandi hahaha
Diomeli karena belum mandi dan sudah beredar ke penjuru desa, bukan hal yang baru buat saya. Iya, saya cukup bebal dan ngeyel. Saya rindu masa itu, ngebolang setiap waktu.
Jika tidak bisa berkunjung ke rumah Mbah, saya biasa jadi anak rumahan. Tinggal di dalam rumah, atau main masak-masakan di halaman belakang, dan mengganggui hewan peliharaan kakak saya hahaha

ngejar-ngejar ayam sampai ayamnya stress, atau menggendongi ayam itu satu satu

mas tulus, saya, dan si jago kate

dulu rumah kami penuh dengan hewan peliharaan, ada ayam, burung dara, kelinci, dan burung hias kali ya nyebutnya (?) kurang lebih ada 15 sangkar burung beserta isinya di dalam rumah dulu. Setiap minggu pagi saya selalu meluncur ke Pasar Depok (pasar hewan di Solo) bersama Ibu dan Bapak sekedar lihat lihat atau berkuliner, menyantap Sup Ceker Ayam yang Lazisss!

Sebagai anak terkecil, bukah hal baru diganggui kakak-kakak, ada saja hal mereka lakukan untuk membuat saya jengkel, marah, bahkan menangis.

dari kiri mas pras, mas tulus dan saya  x))

entah saya bloon atau memang masih lugu :$ hahahaha saya selalu saja menurut apa yang mereka suruh. Oiya, tapi ada untungnya juga punya tiga mas-mas yang kala itu cukup banyak penggemarnya, sebagai adik terkecil, termanis, dan terimut saya selalu diuntungkan karena dijadikan objek untuk menarik perhatian mas-mas saya, tak jarang saya diajak jalan-jalan, ditraktir dan masih banyak lagi! mayan kaaaan :))
Kebetulan usia saya dengan mas-mas saya yang ngganteng ini terpaut cukup jauh, keliatan kan dari foto

Karena terlalu sering menghabiskan waktu di rumah Mbah saat kecil dulu, sampai dengan sekarang saya tidak terlalu suka dengan keramaian, mungkin beberapa waktu saja saya berkunjung ke pusat keramaian kota. Tapi jika ada pilihan untuk berlibur ke desa- desa atau kembali ke alam, saya pasti lebih memilih pilihan yang kedua.
Kembali ke alam adalah obat segala penat, tekanan, dan stress yang timbul dari rutinitas sehari- hari.
Bukannya saya anti dengan hal- hal kekotaan hahaha tapi untuk refreshing tidak ada yang mampu menggantikan, sawah yang terbentang, pantai, suasana dusun yang asri dan sejuk dll

wow, kabar baiknya adalah sebentar lagi lebaran dan artinya adalah PULANG :D
kembali ke rumah masa kecil




No comments:

Post a Comment