Sunday, February 26, 2017

My Fibroadenoma (FAM) Experience

Hola! 
Di post ini saya mau cerita pengalaman penghujung akhir tahun yang membuat saya merasa "wah serius juga ya hidup gue?"

First of first, apa sih fibroadenoma (FAM) itu?
Fibroadenoma atau FAM adalah salah satu jenis tumor paling jinak paling umum pada payudara yang mudah bergeser jika disentuh. Teksturnya kenyal padat dan biasanya teraba jelas. Paling sering ditemukan pada wanita usia 20-30 tahun. Untuk lebih jelasnya kamu bisa klik di sini

Sebenarnya saya merasakan ada benjolan di payudara kiri sejak awal 2015 tapi masih takut untuk cek dan lalala. Saat pulang ke Solo Desember kemarin akhirnya saya membulatkan niat untuk cek dan menghadapi kenyataan apapun itu (lebay haha). Senin pagi saya ke rumah sakit dan ke bagian informasi untuk tanya kalo cek ini ke dokter mana. Lalu saya disarankan untuk ke dokter onkologi. Setelah itu saya ambil antrian dan daftar.
Saat masuk di ruang tunggu praktek dokter antrian cukup banyak jadilah saya menunggu cukup lama juga. Lalu nama saya pun dipanggil. Waktu tau dokternya cowok saya sempet ngeri gitu sih dan setelah ketemu dokternya ternyata nggak sengeri itu kok. Dokternya santai banget.
Setelah dicek dan si Dokter berkomentar "Lhoh ini udah gede banget lho mbak? Sejak kapan ini? Kok didiemin aja?" sontak saya gagap dan clingak clinguk mau jawab apa, akhirnya saya diberi surat pengantar untuk lab dan radiologi.
Setelah selesai administrasi di bagian lab dan radiologi lalu saya mengantri lagi.

Panggilan pertama dari lab. Lalu saya menuju ruang pengambilan sample untuk ambil darah dan seperti biasa darah saya amat lamban mengalir dan suster awalnya sempet kesulitan untuk menemukan pembuluh darah. Dan pengambilan darah kali ini sakit, lebih sakit dari pada saat ambil darah untuk medical check up tahun lalu. Jarumnya berasa banget di dalem seriuuus :(
Selesai dari lab, saya menuju radiologi untuk USG mammae (payudara). Kenapa USG buka mammografi? Karena jaringan payudara wanita dibawah 40 tahun lebih padat sehingga membuat hasil uji mammografi sulit dibaca oleh dokter. Dari hasil USG, dokter bisa melihat ukuran dan menganalisa apakah benjolan berisi cairan atau atau padat.

Selesai cek lab dan radiologi tinggal menunggu hasil tes yang akan dibawa saat ketemu dokter nanti sore. Tapi sebelum saya serahkan ke dokter of course saya kepo dulu. Dari hasil USG menunjukkan bahwa:
mammae sinistra (payudara kiri) terdapat massa berukuran 3.5 x 3.5 x 2 (kalo ga salah, saya lupa)
mammae dextra (payudara kanan) jaringan normal dan tidak ditemukan massa dll
axilla sinistra (kelenjar ketiak kiri) tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
axilla dextra (kelenjar ketiak kanan) juga tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Kesimpulan: tidak tampak kesan ganas (ALHAMDULILLAH)

Sorenya saya ketemu dokter lagi untuk memberikan hasil tes tadi siang. Setelah baca sekilas dengan santai dokter bilang "Operasi ya mbak, itu harus diangkat ukurannya besar soalnya, lebih dari 3cm"
DANG! Operasii? Tentu takut perasaan hamba ini, beribu pertanyaan berhamburan di kepala bla bla bla la la la. Setelah itu saya diberi surat pengantar ke IGD untuk antri kamar.

Kamis malam jam 11 saya dapat telpon dari rumah sakit bahwa ada kamar available. Malam itu saya dan Ibu menuju rumah sakit. Paginya dokter datang untuk kasih tanda bagian mana yang akan dioperasi dan saya harus puasa kurang lebih 8 jam. Setelah itu perawat dan dokter datang silih berganti. Pengalaman pertama pasang infus adalah pembuluh darah pecah lalu bengkak gitu gantilah ke pembuluh darah yang lain dan akhirnya berhasil. huhu

Saya operasi jam 4 di hari Jumat. Operasi memakan waktu kurang lebih 2 jam. Jam 3.30 saya sudah dijemput menuju ruang operasi rasanya hmm... takut, deg-degan, dan pikiran-pikiran aneh berhamburan di kepala. Sebelum masuk ruang operasi tekanan darah denyut jantung dan lain lain dicek dulu. Saya masih ingat tekanan darah saya 123/something padahal normalnya saya 110an gitu. Suster yang ngecek langsung tanya "Agak takut ya, Mbak?" dalam hati "ya iyalaaaaah".
Lalu saya yang terbaring penuh kepasrahan di tempat tidur didorong menuju ruang operasi yang sebenar-benarnya. Di sana sudah ada tim dokter dan saya disuruh pindah ke tempat tidur operasi reflek dalam kepala saya bilang "yah tempat tidurnya keras" ya iyalah keras kalo empuk kasur di rumah hahaha

Saya kurang paham dipasangin alat apa di jari, tangan dan kaki dibentangkan mengikuti bentuk tempat tidur, infus diganti dan dokter anestesi mengambil alih nanyain tinggi dan berat badan mungkin untuk dosis anestesinya. Setelah itu ada rasa aneh di pangkal tenggorokan, kaya ada uap dingin rasa obat dan lalu semuanya gelap.

Tahukah kamu seperti apa rasanya terbangun setelah operasi? Mirip-mirip yang ada di sinetron kok hahaha. Gelap trus ada cahaya putih terang tapi blur gitu rasanya kaya muter-muter super pusing. Pelan-pelan mulai denger suara tapi ga jelas kaya semua suara nyampur dan bagian yang dioperasi berasa banget panas, perih, linu teriris gitu. Cukup lama saya berada di ruang recovery  dan saya sempat muntah karena mual banget plus efek samping anestesinya memang mual dan pusing. Lalu ada perawat yang nyamper dan bilang kalo sudah selesai operasi, masih setengah sadar dan ngaco saya jawab "Alhamdulillah"

Akhirnya saya didorong menuju kamar, di luar udah disambut ibu, tante dan adek. Masih pusing saya merem aja sampe kamar dan tidur. Hasil operasi atau benjolan tidak boleh dibawa pulang karena harus dibawa ke lab untuk dicek PA. Setelah operasi saya hanya diberi antibiotik, vitamin dan anti nyeri. Oiya ternyata saya dipasangi drain (selang kecil yang disambungkan ke bagian yang dioperasi dan ujungnya suntikan yang dilepas jarumnya) untuk mengeluarkan cairan setelah operasi karena famnya besar. Hari Minggu sudah boleh pulang dan masih bawa-bawa drain. 

Hari Rabu saya balik lagi ke rumah sakit untuk kontrol, lepas drain dan membawa hasil tes PA.
Hasil tes PA menunjukkan bahwa benjolan adalah fibroadenoma dan jinak. (alhamdulillah..) lalu lepas drain dan sesi tanya jawab sama dokter haha.
kata dokter:
"Harus kurangi lemak-lemak! Gorengan, santen, minyak, jerohan-jerohan sama olahraga ya. Kamu olahraga ndak?"
"Olahraga dong dok."
"apa olahraganya?"
"Muaythai dok"
"Waduh pantes ini badannya keras ini, wah kuat ini hahahaha. Ikutan turnamen-turnamen gitu ndak?"
"haha nggak dok... nggak seserius itu..."
padahal muaythai gak teratur... paling jalan kaki dari kantor sampe kosan

"trus saya boleh makan protein apa aja dok?"
"daging masih boleh kok.. sapi tapi sekali-kali aja, kambing juga boleh sekali-sekali aja... kalo ayam, ayamnya direbus dulu sekali trus dibuang airnya baru dimasak itu untuk membuang logam-logam yang mungkin ada di ayam soalnya ayam sekarang makanannya gak bener."

"kalo ayam kampung dok?"
"Sama aja.. tetep harus direbus dulu, makanan yang buat ayam itu lho kan kita gatau dia dikasih makan apa."
"Trus apa lagi dok?"
"Ikan-ikan itu gapapa.. kalo udang sama cumi gitu sekali-sekali aja ya.. jangan banyak-banyak. Perbanyak sayur sama buah. sekarang tuh makanan banyak yang nggak bener, ayam dikasih hormon biar cepet gede.. di ayamnya gapapa tapi mengendap di badan kita jadinya ya tumor macem-macem gitu. Sayuran juga.. biar bagus dikasih pestisida ini itu akhirnya numpuk di badan kita.
Sama olahraga ya.."
Lalu si dokter ngajakin panco dong tiba-tiba buat ngetes badan ogut beneran kuat apa nggak haha aseli kocak.

"Dok ini penyebabnya apa sih?"
"Jadi awalnya di tubuh kita kan ada sel nah tiap sel kan ada gen, kromosom gitu. Nah gen ini rusak penyebabnya bisa makanan, radiasi dll. Gen yang rusak ini membuat sel rusak akhirnya sel itu tumbuh melebihi seharusnya, kalo tumbuhnya cepat banget dia jadi kanker.. nah kalo tumbuhnya cepat aja dia jadi tumor."
"ooo gitu dok.. kira-kira bisa tumbuh lagi nggak ya dok?"
"ya selama medianya ada.. kaya rumput deh, selama masih ada tanah mau dicabutin kaya apa rumputnya masih bisa tumbuh. Tapi kalo FAMnya tunggal biasanya jarang untuk tumbuh lagi.. kecuali kalo ada banyak. Ya diatur pola makannya dan gaya hidupnya."
"Udah sembuh yah.. udah sana pulang jangan balik lagi ke sini yaa" (loh diusir hahaha)

Lalu saya pulang tak lupa bersalaman dan berterima kasih sama pak dokter yang super sans dan becanda mulu, membawa kelegaan dan harapan semoga sehat selalu.

 Semoga post ini membantu kamu-kamu-kamu yang menghadapi hal yang sama. Oiya kalo mau tanya-tanya please do not hesitate to mail me on tatitya@gmail.com yaaaa


Cheers,
Tatitya :D

Ubud Art Market

another super late post!

after several times I go to Bali this was my first time visiting Ubud.
Last year (yup "year") I had a business trip to Bali. Unfortunately I felt unwell since several days before I went to Bali and thanks to the irregular eating schedule which mostly happend on every trip, my condition just got worst. I had a super bloating and light fever so I decided to not join 2nd day schedule which was rafting :(
I had never tried rafting before and too sad I could not join because (OMG) I can imagine what will it be if I push my self to join it. So, I let my self give her best rest aka sleep. But sleep all day while you were in Bali is quite unacceptable.  I decided to join my friends whose planned to met their old friend in Ubud and to ate pork.
So we headed to Ubud, going to Antonio Blanco Museum, had a lunch then Ubud Art Market to shopping.

Ubud Art Market just like any other art market in Bali. You can find so many kind of souvenirs. But what make this market different from the other is the vibes also the product. I love the vibes of Ubud Art Market and for me the product is better and more variative.

Monday, February 20, 2017

when you meet toxic person

it is easy for you to judge me by my outlook not what i have been through
it is very easy for you to say something very mean and wrap it as a joke
you say i am good enough but you see me i am never good enough
you say i have to pick up the chances. i do. but you throw it away and say that i don't want to learn.
you say i suck but you suck in the first place and you act like you are the most lovable person well in fact...
you say i am stealin the spotlight while actually you are who does.
you humiliated me by words that slipped out very easily from your mouth and laught at it and again wrap it as a joke.
and the sad thing is i slowly believe that i am not good enough like what you said.


nothing is good even in the good thing in the eye of toxic person
they steal your personal space and when you irritated by that they blame you and tell people that you are the bad person.
they play victims
they make you feel unworthy
they make you feel bad about yourself and make you believe that all of that because of your personality not them.

when enough is never enough.
of course i'm tired and mad yet i just can find a way to understand that toxic person. and still i am not good enough.

oh please people (also myself)
if we dont have something nice to say it is much better to stay sealed.

Wednesday, February 8, 2017

Backpacking ke Gili Trawangan

Long time no blogging yaa..
Oke langsung aja. Tahun lalu saya sempat jalan-jalan ke Gili Trawangan selama kurang lebih 6 hari. Trip ke Gili Trawangan kemarin cukup random dan nggak bikin kamu tekor. Serius. Oiya, ada 2 opsi jika kamu mau ke Gili Trawangan dari Bali. Bisa nyebrang dengan kapal ferry atau dengan fast boat. Nah saya cobain dua-duanya :D

Berangkat ke Gili Trawangan

Aku naik pesawat Air Asia yang kebetulan sedang promo, PP Bandung-Bali hanya RP. 600.000 sajah plus kereta dari Jakarta ke Bandung PP Rp 150.000
Perjalanan diawali dengan delay kurang lebih satu jam harusnya flight 12.40 jadi 13.40 dan sorean gitu baru nyampe Ngurah Rai. Awalnya saya berencana buat main-main dulu di Kuta atau Seminyak akhirnya nggak jadi karena takut kesorean dan nggak dapet angkutan umum.


Untuk ke pelabuhan Padang Bai sebenernya ada cukup banyak pilihan kendaraan antaranya:

  1. naik taksi dari bandara ke Pelabuhan Padang Bai kurang lebih Rp. 400.000
  2. naik kendaraan umum (tapi kalo kamu mau naik kendaraan umum sebisa mungkin sampe di Ngurah Rai pagi, karena kendaraan umum hanya sampai sore untuk ke Padang Bai)
  3. Naik Grab atau Uber hihi
Dan pilihan saya menuju ke Padang Bai jatuh pada naik Grab! Yeay!

Jarak Ngurah Rai ke Padang Bai kurang lebih 50km tergantung rute yang kamu ambil juga :)
Awalnya coba-coba dulu pake Grab, mau tau berapa ongkosnya dan ada driver yang mau ambil atau nggak dan ternyata ada! Naik Grab ke Padang Bai waktu itu cuma Rp. 260.000 aja lebih murah dari pada naik taksi. Lama perjalanan sekitar 1.5 jam sempet macet di persimpangan dewa ruci tapi gak lama kok gak separah macetnya Jakarta.