The Journey of Me: Ke Baduy Dalam

Buat kamu yang tinggal di Jakarta, pernah nggak papasan sama orang Baduy? Biasanya mereka berkelompok jalan bareng atau sekedar duduk-duduk gelarin dagangan mereka kaya kain dan madu. Aku lumayan sering papasan sama mereka kalo pas ke daerah sekitaran Grand Indo sama stasiun Sudirman. Tapi aku cuma sebatas papasan atau liat mereka aja, belom pernah berinteraksi secara langsung.

Nah bulan Mei lalu aku main ke Baduy Dalam sama Sejalan, karena udah lama nggak jalan-jalan trus ingin jalan-jalan tapi kere hahaha akhirnya langsung setuju pas diajakin ke Baduy.

Perjalanan dimulai dari stasiun Tanah Abang. Yup kita berangkat dari stasiun Tanah Abang menuju stasiun Rangkasbitung dengan KRL. Pagi sekitar pukul 05.00 WIB kita kumpul dan kereta jalan pukul 06.30 WIB, lama perjalanan kira-kira 2,5 jam.

Sesampainya di st. Rangkasbitung kita lanjut perjalanan menuju Ciboleger dengan mobil (kebetulan kita sewa mobil tapi bisa juga naik elf).

Ini peta kita menuju Baduy Dalam atau desa Cibeo

Sesampainya di Ciboleger, kamu bisa makan siang, belanja kain, madu, atau souvenir khas Baduy lainnya.

Kalo kamu suka barang etnik, siapin uang cash yang banyak yah. Harga kain tenun Baduy starts from IDR 250K

Nah kalo kamu udah puas belanja yuk mari lanjut karena perjalanan masih panjang dan menantang :D.

Jadi kemaren aku sama sekali nggak expect kalo trek di sana cukup naik turun lembah, melewati sungai beberapa kali dan lain lain. Kami mulai jalan dari Ciboleger kira-kira pukul 13.30 WIB dan sampai di Cibeo aka Baduy Dalam pukul 17.00 WIB.

Tapi bersyukur banget kemaren pas hujan jadi perjalanan nggak terlalu melelahkan, cuma laper ajah

jalan-jalan sambil hujan-hujan

Oiya foto-foto di atas bukan di wilayah Baduy Dalam yah, karena kita nggak boleh nyalain kamera, HP dan alat elektronik lainnya kalo udah masuk Baduy Dalam (agak sad karena pas masuk Baduy Dalam hutannya lebih baguuuus, kayak film Ghibliii) ingin foto sebenernya, tapi nggak papa kita harus menghormati adat istiadat setempat.

Jam 5 sore kami berhasil sampai di Cibeo (Baduy Dalam) dengan yaa kaki rada mau copot tapi gepapaaa. Setelah beberes dan istirahat bentar kami membersihkan diri di sungai. Oiya, kita nggak boleh pakai sabun atau sampo atau pasta gigi ya selama di sungai.

Kamu musti cobain sih sensasi mandi di sungai setelah jalan kaki selama kurleb 5 jam, itu nikmaaaaat banget serius!

Kita cuma nginep semalem aja di Cibeo dan sesungguhnya buat aku itu kuraaang, kek harusnya 2 malem kali yah biar mantep. Suka banget sama suasana di sana, orangnya ramah-ramah banget, hidupnya amat sederhana dan bersahaja, nggak ambi sama duniawi, dan nrimo apapun yang hidup dan alam ini kasih. oiya lupa bilang, di sana kita nginep di rumah warga. Nah malamnya, kita ngabisin waktu dengan makan malam sambil ngobrol dan cerita-cerita. Ternyata meskipun orang Baduy Dalam itu masih masyarakat tradisional banget dan nggak ngikutin perkembangan teknologi (kalo lagi di wilayah Baduy Dalam) tapi mereka amat open lho dan nggak norak sama perbedaan budaya. Mungkin karena mereka sering dikunjungi orang-orang dari berbagai daerah kali dengan background yang beda-beda pula. Obrol-obrol malampun selesai dan kami istirahat karena besok pagi setelah sarapan udah harus pulaaang (sad).

Oiya, kami pulang lewat jalur yang berbeda nggak kaya pas berangkat. Kami lewat cijahe yang jauh-jauh lebih deket dari Ciboleger, kira-kira 2 jam lah dari Cibeo ke Cijahe.